Jumat, 15 Februari 2013

"Kumpulan Puisi Romantis"

*Akuilah cinta*
Kita tahu
kita percaya
bahwa rasa itu tumbuh sekian lama
dan bernaung di dalam hati
menunggu detik agar mewujudkanya
menjadi kata, kalimat, lalu suara Aku tak peduli
bila ruang harus menyekat cinta
dan aku mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di ujung hari Aku tidak peduli meski dibulan tak berbulan
sekalipun
ruang masih saja menyekat cinta
dan aku masih saja mencoba menyeru kepada
detik
agar temukan kita di serambi taman surga Aku tak peduli
bila langit menggulung mendungnya
dan menghujam bumi dengan ribuan bintik
lalu laut mengamuk menyapu karang yang
tegar
tanah terkuak menenggelamkan harapan- harapan besar
dan akhirnya tuhan menyeru kepada malaikat
maut
untuk bertebaran menyayat ribuan jiwa Selelah apapun mataku mencari wujudmu
selelah apapun telinga meraba udara mencari
suaramu
selelah apapun kaki berjalan, mengukir jejak
mengejar bayangmu
apapun yang kau lakukan bagaimanapun kau menolaknya
cinta akan tetap berada disana
menunggumu mengakui keberadaannya
kau dan aku tahu itu Kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta


*Puisi Cinta Kerinduan*
Di sekelip cemasku yang mendalam
Terselip kerinduan yang mendalam Pada gelisahku yang kian gusar
Cemburu di hatiku mulai terbakar Cemas dengan ketiadaanmu
Rindu akan kehadiranmu
Gelisah menanti kedatanganmu Cemburu tak menentu
Duhai kau insan tersayang
Jauh pergimu ke tanah seberang
Menyisakan bayangmu dalam bingkai kenang
Akankah engkau segera pulang ? Cemasku membias curiga
Cemburuku kian membara
Sedang rinduku mengharap
Semua itu hanya prasangka Wahai insan tercinta
Bilakah kau rasa apa yang kini ku rasa
Ketika tanpamu waktuku berlalu hampa
Adakah kan datang suatu masa untuk kita
kembali bersua.


*Aku Tanpamu*
Seperti burung yg terbang dengan satu sayap
Mampu melintas awan. tapi dengan rasa sakit
yg tak tertahan
Seperti gelap malam yang hanya di temani
bulan, tanpa bintang.
Tanpa rasi yg membentuk gugusan-gugusan indah
Mampu temani jiwa-jiwa sepi meski tanpa
keindahan sempurna Seperti mentari yg kekurangan cahaya
Tak mampu menghangatkan meski mampu
tuk sedikit menerangi
Seperti aku yang kehilangan setengah nyawa
Masih mampu berdiri meski raga terlalu rapuh
Terselip segumpal luka dalam senyumku Kehilangan yang teramat perih, perih, sangat
perih
Tersiksa batin, tersiksa hati, tersiksa seluruh
jiwa-jiwaku


*Cinta Tak Pasti*
Mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti
Mungkin aku tak sengaja jg menyakiti
Andai aku tau isi hatimu
Andai kesempatan itu datang lagi padaku Sekarang mustahil bagiku
Bahkan menyentuh bayangmu, aku tak
mampu
Sekarang aku terpuruk dalam jurang sesalku
dan cinta ni jadi sesak dalam dadaku
Aku tau cinta ini sudah tak laku Tapi biarkan cinta ini aku miliki
Biarkan cinta ni menjadi bebanku
Aku tak peduli
Meski menghambat jalanku
Aku tau mencintaimu adalah tak pasti


*Terkutuklah Aku*
Terkutuklah aku mencintaimu
Karna aku bukanlah yang terpilih
Sedang aku menghinakan diri padamu Malaikat pun tak mampu menulis Dalam garis
takdir yang ada
Karna ia akan dicambuk bila mendustai
tuannya Engkau seperti bintang di langit
Aku selalu melemparimu untuk jatuh
Tapi batu itu kembali memukulku Aku menangis kau hanya membisu
Kau tertawa aku terpaksa mendengar
Benar-benar terkutuk aku! kalau tak mau bercinta denganku
Tak perlu kau meludah sampai aku
tenggelam
Bunuh saja aku! Bagiku cinta adalah engkau
Dan bagimu cinta adalah kepuasan
Sedang aku selalu lemah di depanmu Andai saja ada dunia
Dimanapun...
Dan dirimu tiada...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar