Sabtu, 25 Februari 2012

cerpen Linda: Akhir kisahku bersama Rendy


Jepara,28 maret 2008
*Akhir Kisahku bersama RENDY*                                        
                         

by : Linda Alfi Lutfinda


*Akhir Kisahku bersama RENDY*
TKW di Malaysia. Bahagianya diriku bisa kembali ke tanah airku tercinta. Karena aku sangat merindukan Pagi ini aku berencana pulang ke tanah air, setelah 3tahun 2bulan lamanya aku menjadi keluarga juga teman-temanku,terutama Rendy kekasihku yang sangat aku cintai. Sudah 4tahun kami menjalin kasih dalam satu komitmen yaitu saling menjaga kepercayaan. Karena kami berharap bisa melanjutkan hubungan kami sampai jenjang pernikahan. Dan karena itu pula aku pulang hari ini, 3tahun sudah aku tak bertemu dengan Rendy. Tak bisa terbayangkan bahagianya aku saat bertemu dengan Rendy nanti.
Saat perjalanan menuju tanah air, di dalam pesawat hatiku selalu resah dan tak sabar untuk segera sampai di Semarang. Dan akhirnya setelah beberapa jam menempuh perjalanan yang membuat hatiku resah dan membuat tubuhku sangat lelah,kini aku sampai di bandara “AHMAD YANI, Semarang”. Namun, tak ku dapati Rendy disana. Saat itu aku berfikir, ”pasti Rendy masih dalam perjalanan menuju bandara”. Karena itu aku sengaja menunggunya.
“Dua jam telah berlalu, tapi Rendy tak jua datang menjemputku”
Aku pun memutuskan pulang naik taxi.
Saat aku membuka pintu taxi, aku mendengar ada suara yang memanggil namaku, ”cin... cinta,... cinta aku disini!”, aku menoleh kearah samping, ku lihat seorang wanita melambaikan tangannya dari kejauhan. Setelah wanita itu semakin mendekat, aku tampak mengenalnya. Ternyata dia adalah kak Nani, kakak perempuannya Rendy.
Akhirnya kami pulang bersama naik taxi. Di tengah perjalanan kak Nani minta maaf padaku karena Rendy sedang di luar kota,  jadi dia tidak bisa menjemputku. Namun tiba-tiba raut muka kak Nina berubah seketika, dia tampak sedih. Dengan pelan dia bercerita padaku, ”cin,...kakak minta maaf banget, kakak sedih harus mengatakan ini karena kakak sudah menganggap kamu seperti adik sendiri, tapi kamu juga harus tau semuanya”. Aku bingung, sangat bingung kenapa kak Nina berkata seperti itu. “ngomong aja kak, gak apa-apa aku siap mendengarkannya”, sela ku saat kak Nina menghentikan omongannya. Dengan mata berkaca-kaca kak Nina melanjutkan ceritanya. “Rendy cin,. Rendy sudah bertunangan dengan orang lain, namanya Shita.
Betapa kagetnya diriku saat mendengar cerita itu. Hatiku bagai disambar petir ditengah teriknya kota Semarang hari itu. Hatiku sangat sakit bagai ditusuk seribu pedang. Aku tak bisa membendung air mataku lagi. Apalagi saat kak Nina bilang mereka akan melangsungkan pernikahan 2minggu lagi.
“ya Allah, kenapa kau beri aku cobaan seberat ini. Mengapa kau pisahkan aku dengan Rendy, setelah sekian lama kami bersama.
“Rendy, aku benci padamu.... kau penghianat!! kau menghianati komitmen kita. Padahal aku sudah setia padamu”, ucapku dalam hati sambil menangis sejadi-jadinya.
Kak Nani hanya diam dan memelukku di dalam taxi yang menghantarkan kami menuju rumahku.
Namun kak Nani menyuruh supir taxi itu untuk membelokkan arah, dengan masih berlinang air mata, aku tak menanyakan kenapa kak Nina melakukan itu.
“maafkan adik ku cin!!, dia tidak pernah berniat menghianati kamu. Cin... sekarang kamu harus ikut aku”. Kemana??? Untuk apa??, jawabku dengan berusaha menahan amarah.
“kerumah Shita cin,.!!!”
“rumah Shita??? Rumah Shita! Tunangannya Rendy???”, jawabku dengan nada tinggi dan keheranan.
“untuk apa??? Apa untuk melihat kebahagiaannya diatas penderitaanku ini???”,. aku tak mau. Jangan paksa aku menemui perempuan yang telah mengambil Rendy dariku. Aku yakin perempuan itu yang menggoda Rendy sehingga Rendy menghianatiku, karena aku berada jauh darinya.
“bukan,... bukan itu maksudku cin,.. Kakak hanya ingin kau tau siapa Shita sebenarnya. Agar kau tak membencinya dan berfikir Rendy sengaja menghianatimu.
“aku sudah tau,.. dia adalah perempuan penggoda yang merebut Rendy dariku”.
“mau tak mau kau harus ikut aku kerumah Shita sekarang”, ucap kak Nani memaksaku.
Akhirnya dengan sangat terpaksa aku ikut dengan kak Nina kerumah Shita, karena taxi biru yang kami tumpangi malaju dengan kecepatan tinggi karena permintaan kak Nina yang terus memaksa supir taxi itu untuk tidak menghentikan lajunya.
“dalam hati aku berencana menampar perempuan yang telah merebut Rendy dariku. Dasar perempuan tak tau malu”
Di depan rumah yang tampak kecil dan sederhana, kak Nina menghentikan taxi yang kami tumpangi.
“bapak tunggu disini sebentar, kami masuk dulu sebentar. Kami tidak akan lama di dalam”, pinta kak Nina pada supir taxi sembari membuka pintu taxi.
Aku dan kak Nina mulai melangkah menuju rumah itu.
“tok...tok...tok...!!”, kak Nina mengetuk pintu dengan mengucap salam. “Assalamu’alaikum!!!!”.
Tak berselang lama dari dalam rumah ada suara lirih menjawab, ”Wa’alaikum salam”.
Betapa terkejutnya aku saat melihat seorang gadis di atas kursi roda yang membukakan pintu untuk kami. Gadis itu terlihat tampak pucat dan sangat kurus.
“kak Nani..... ini siapa kak??? Tanya gadis itu sambil tersenyum padaku. Apa ini kak Cinta???”
Dengan tegas kak Nani menjawab, ”iya ta... ini Cinta”.
“Cinta,..perkenalkan ini Shita, yang aku ceritakan tadi”.
Aku sangat bingung, aku tak sanggup memaki gadis selemah ini.
“silahkan duduk, kak!!!”,suara kecil Shita mempersilahkan kami.
“kak Rendy banyak bercerita soal kak Cinta. Ternyata benar, bahkan kak cinta lebih cantik dari yang ku bayangkan. Aku harap kak Cinta tidak membenci kak Rendy karena semua ini. Dia sangat mencintai kakak, dia tak bermaksud menghianatimu”.
“apa maksudmu???, tanyaku dengan sangat heran. Kalau kamu tau kenyataannya seperti itu kenapa kamu tetap mau menikah dengan Rendy???
Tolong kak Nani saja yang bercerita, karena aku tak sanggup menceritakannya. Aku tak mau mengingat hal mengerikan itu lagi, pinta Shita pada kak Nani.
Kejadian itu bermula  sepulang Rendy mengantarmu ke bandara. Di tengah perjalanan ada seorang gadis yang sedang menyebrang, karena sedang tidak berkosentrasi  Rendy menabrak gadis itu. Rendy dan orang-orang yang melihat kejadian itu langsung melarikan gadis itu menuju rumah sakit terdekat. Selama satu minggu lamanya gadis itu koma dan dokter mendiagnosa gadis itu berkemungkinan besar akan cacat seumur hidup,karena kedua kakinya patah. Gadis itu adalah seorang atlet yang menjadi tulang punggung keluarganya selepas peninggalan ayahnya. Dia juga bekerja sebagai penjaga toko buku di malam hari untuk menyambung kehidupan keluarganya. Ibunya sudah tua dan dia masih memiliki 2 adik yang masih sekolah. Bagaimana dia menghidupi keluarganya dengan kedua kaki yang cacat,dan kamu pasti sudah tau siapa gadis itu. Shita,. yang berada di depanmu inilah gadis malang itu.
Mendengar semua cerita kak Nani dan melihat kondisi Shita aku hanya bisa diam dan tak tau harus berbuat apa. Apakah aku harus merelakan Rendy untuk Shita ataukah mempertahankan Rendy??? Ya Allah tolong hamba. Hamba sangat bingung.
Kak Cinta tak perlu bingung, jika kakak tak bisa merelakan kak Rendy untuk ku. Aku akan meminta kak Rendy untuk kembali pada kakak. Aku tau kak Rendy tak mencintaiku. Dan tak seharusnya juga kak Rendy menebus semua itu dengan menikahiku.
“tidak,.. aku ikhlas, jawabku dengan berat hati yang ku tutupi dengan senyuman pilu”.
Terimakasih, ucap Shita dengan menghela nafas lega.
“selamat ya, sebentar lagi kalian akan menikah. Semoga kalian selalu bahagia. Semoga ini pernikahan pertama dan terakhir buat kalian.
(kak Nani  tercengan mendengar ucapanku)
Aku dan kak Nani pamit dulu ya, sampaikan salamku untuk Rendy karena sudah berfikiran negatif padanya.”
Akan aku sampaikan lusa saat kak Rendi pulang.
Di dalam taxi aku hanya bisa diam karena belum bisa menerima semua kenyataan pahit yang menimpaku hari ini. “maafkan Rendy cin,... ucap kak Nina berusaha menenangkanku.
(Sesampainya di depan rumahku)
“Sampai jumpa kak,.. hati-hati dijalan”.
“iya,jawab kak Nina singkat.”
Sesampainya di depan rumah, ku dapati Ayahku yang sedang menungguku di ruang tamu. Melihatnya aku langsung berlari kepelukannya.
“Mengapa Ayah tak memberi tahuku soal pertunangan Rendy??, aku yakin Ayah pasti sudah tau sejak awal.
“maafkan Ayah anak ku, aku tak sanggup menceritakannya padamu karena Ayah tau kamu sangat menyayangi Rendy, jawab Ayah dengan nada halus. Sudahlah relakan Rendy, mungkin dia memang bukan jodohmu.
“Tapi aku tak sanggup melihat Rendy bersama orang lain”
“Lalu??? Apa kamu akan kembali ke Malaisya?? Apa kamu senang Ayahmu ini selalu mencemaskanmu?? Apa lagi banyak sekarang TKW yang disiksa majikannya. Ayah takut kamu seperti itu”.
Tidak, aku ingin ke Bandung saja. Menyusul ibu dan Dinda, Cinta mohon Ayah mengijinkan Dinda untuk tinggal disana.
“Iya, jika itu bisa membuatmu bahagia, jawab Ayah sembari menyeka air mataku.
Tak terasa 12tahun sudah orang tuaku berpisah. Dan sudah 3tahun lamanya aku tak mengunjungi ibu dan adik ku di Bandung. Orang tuaku berpisah karena Ayahku ingin memadu ibu dengan seorang wanita yang Ayah kenal ditempat kerjanya, yang kini menjadi ibu tiriku. Karena ibu tak mau dimadu, ibu memutuskan kembali ke kota asalnya “Bandung” dengan membawa Dinda. Sebenarnya aku ingin ikut ibu, tapi aku tak tega meninggalkan Ayah. Aku tak bisa membenci Ayah meski Ayah menyakiti ibu, karena bagaimanapun juga dia Ayahku yang harusku hormati. Ibu yang sangat mencintai Ayah tapi tak kuasa melihat wanita lain berada disisi Ayah juga tetap berkomunikasi dengan baik dengan Ayah. Karena mereka belum bercerai. Tiap bulan Ayah tetap mengirimi ibu uang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ibu juga masih bekerja untuk menambah penghasilan demi memenuhi semua kebutuhan Dinda. Ibu bekerja sebagai buruh pabrik di Bandung. Bagi ibu pernikahan adalah sekali seumur hidup,karena itu ibu tidak meminta cerai dengan Ayah.
Seminggu berlalu dengan cepat......
Sejak kembali ke Semarang, Rendy selalu berusaha menemuiku, dengan datang kerumah. Tapi aku tak pernah mau menemuinya.


Hari berganti hari,... tak terasa 3hari lagi Rendy menikah.
Di suatu malam yang sepi aku tak bisa memejamkan mata, karena lusa Rendy menikah. Meski aku berusaha ikhlas tapi hati ini tetap saja tak bisa berhenti mencintainya. Dan aku pun mulai berandai-andai jika aku tidak menjadi TKW di Malaisya. Andai kecelakaan itu tak terjadi. Saat ini pasti aku sudah menikah dengan Rendy. Tapi aku juga harus membantu Ayah yang sakit-sakitan dan tak lagi bisa bekerja sekeras seperti dulu. Aku juga harus menggantikan Ayah untuk memberi uang bulanan untuk ibu dan Dinda. Karena gajiku bekerja di pabrik belum cukup maka aku putuskan untuk menjadi TKW saat itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Aku sengaja turun dari ranjangku untuk menulis surat untuk Rendy, karena besok aku berangkat ke Bandung.

To Rendy
Assalamu’alaikum.............
Mungkin saat kamu membaca surat ini aku sudah jauh darimu, aku sydah meninggalkan Semarang. Maaf aku tak bisa menghadiri pernikahanmu besok. Maaf juga karena tak bersedia meneuimu tiap kali kamu kerumah. Kraena aku tak sanggup lagi menemuimu Ren,... meski sebenarnya aku sangat merindukanmu.
Ren,aku memang sangat menyayangimu. Tapi aku ikhlas kalau kamu menikah dengan Shita. Karena itu sudah seharusnya kamu lakukan. Ku harapa kamu bisa menyayangi Shita seperti kamu menyayangiku. Jaga dia baik-baik. Aku doakan kalian selalu bahagia. Semoga ini pernikahan pertama dan terakhir bagi kalian. Sebelumnya juga aku minta maaf karena tidak bisa menghadiri pernikahan kalian.
Salam perpisahan
Darik ku,
“Cinta Hapsari”

Pagi-pagi sekali aku berkemas karena pukul 10.00wib aku harus sudah sampai di terminal. Setelah berpamitan dengan Ayah dan ibu tiriku aku langsung pergi menuju rumah Shita dengan taxi yang sudah ku pesan jam 9 tadi.
“ngebut ya pak,... aku buru-buru, pintaku pada supir taxi tersebut.
“ya mbak, jawab si supir singkat
Sesampainya di depan rumah Shita aku menghentikan taxi, ”tunggu sebentar ya pak..”, Supir taxi itu hanya menundukkan kepala.
Beruntunglah aku karena Shita sedang berada di depan rumahnya bersama kak Nani.
“hai ta....!!!, sapa kak Nani ramah. Ada apa kamu datang kemari??”
“aku Cuma mau menitipkan surat untuk Rendy, hari ini aku berangkat ke Bandung”, jawabku sambil memberikan surat pada Shita.
Berarti besok kak Cinta tak bisa datang di pernikahan ku??? Kakak hati-hati ya, ucap Shita dengan raut muka merasa bersalah.
Setelah memberikan surat aku langsung pamit, menuju terminal. Pukul 09.55wib aku sampai d terminal. Setelah membayar taxi aku langsung naik ke dalam bus jurusan Semarang-Bandung. Tak berselang beberapa menit bus pun melaju perlahan meninggalkan terminal. Aku tak pernah menyalahkan Tuhan, mungkin ini adalah takdir yang harusku jalani. Mungkin Tuhan mempunyai rencana lain yang lebih indah buatku. Aku tak bisa menyalahkan siapa-siapa, ini takdir, yang terjadi pada Shita adalah musibah. Pasti Shita juga tak mengharapkan ini semua, karena kecelakaan itu juga yang membuat kekasihnya meninggalkannya dan kehilangan kesempatan untuk mencapai cita-citanya. Jangankan berlari, berdiri saja kini dia tak mampu.
“selama tinggal Semarang,..”
“selamat tinggal masa lalu...”
“selamat tinggal Rendy,...”
Aku berharap kepergianku ini, aku bisa melupakan Rendy. Semoga aku mendapat pengganti yang lebih baik darinya.Semoga perpisahan ini membuatmu bahagia bersama Shita tanpa ada bayang-bayangku dalam kehidupan kalian. Semoga aku bisa cepat beradaptasi dengan kehidupan baruku.


#THE END#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar