Selasa, 05 Maret 2013

Sejarah "Jepara"

Jepara sebagai “KOTA TUA” memiliki lintasan sejarah atau era dalam kurun waktu yang dimulai sejak munculnya pemerintahan pertama kalinya pada tahun 1470 di bawah Rajanya yang bernama
Aryo Timur dan terus berlanjut sampai sekarang,
dengan berbagai tingkat pemerintahan yang
berbeda sesuai dengan kurun waktu yang dilewati
selama lebih dari 5 abad ini.

Kronologis Secara kronologis dapat disusun lintas sejarah ini
dalam era kurun waktu sebagai berikut:
1. Era Kerajaan Majapahit
2. Era Kerajaan Demak
3. Era Kerajaan Jepara
4. Era Kerajaan Mataram
5. Era Kompeni/Hindia Belanda
6. Era Pemerintahan Militer Jepara
7. Era Republik Indonesia

=> Era Kerajaan Majapahit (Tahun 1470 s/d 1478)
Bahwa pemerintahan
pertama di Jepara tercatat atas nama Aryo Timur
pada tahun 1470. beliau berasal dari Kalimantan
yang berdagang ke Malaka dan selanjutnya pindah
ke Jepara dan menjadi penguasa di Jepara sebagai
Raja. Dibawah kekuasaannya, Jepara berkembang dengan pesat sebagai “Kota Bandar”, dan memiliki
kekuasaan sampai di Bangka.

=> Era Kerajaan Demak (Tahun 1478 s/d 1546)
Dalam era ini Raden Patah
putra Raden Browijoyo V yang berada di Galagah
Wangi yang kemudian bernama Demak Bintoro,
sebagai pusat pengembangan agama Islam dengan
kejadian perebutan kekuasaan oleh Prabu
Girinwardhana (Prabu Browijoyo VI) di Majapahit dengan dukungan para wali mendirikan Kerajaan
Demak pada masa era kerajaan Demak pimpinan
pemerintahan Jepara tercatat sebagai berikut :
• Aryo Timur
Memerintah sejak tahun 1470 s/d 1507 dibawah
kerajaan Demak.

• Pati Unus
Putra Aryo Timur yang memerintah sejak tahun
1507 s/d 1513. dalam masa pemerintahan,
peristiwa heroic yang sangat terkenal yaitu
ekspedisi armada lautnya menyerang Portugis di
Malaka pada tahun 1512/1513.

• (Ipar falatehan)
Mulai berkuasa pada tahun 1521 setelah Pati Unus
sebagai Raja Jepara wafat, beliau memperistri adik
dari Pati Unus. Dalam pemerintahan beliau merebut
Banten dan Sunda Kelapa termasuk mengusir
serangan Portugis tahun 1527 di Sunda Kelapa.

• Pangeran Hadiri
Memerintah sejak tahun 1536 s/d 1549
memperistri anak ketiga dari Sultan Trenggono
bernama Retno Kencono dalam tampuk
pemerintahan, berkedudukan di desa Kalinyamat
Jepara sehingga sering di sebut Adipati
Kalinyamat.

=> Era Kerajaan Jepara (Tahun 1549 s/d 1599)
Masa ini merupakan masa
keributan dan geger perebutan tahta Demak yang
dimulai oleh Adipati Aryo Penangsang dari Jipang
Panolang yang pelaksanakan pembunuhan
terhadap Sunan Prawoto yang sekaligus sebagai
upaya balas dendam atas kematian ayahnya yang dibunuh oleh Sunan Prawoto dengan jelas ambisi
Adipati Aryo Penangsang untuk menjadi penguasa
Kesultanan Demak, yang berhasil membunuh
Pangeran Hadiri dari Kalinyamat Jepara dengan
tewasnya Adipati Aryo Penangsang tahun 1549
oleh Adipati Pajang. Kejadian berikutnya adalah munculnya Retno Kencono sebagai Ratu Jepara
bergelar “RATU KALINYAMAT”. Beliau adalah adik
langsung daru Sunan Prawoto, sehingga dapat
dikatakan sebagai penerus sah Kerajaan Demak
yang didukung oleh para ulama dan kerabat
kerajaan. Penguasa dalam era kerajaan Jepara adalah sebagai berikut:

• Sultan Hadlirin Berkuasa tahun 1536 s/d 1546 dinobatkan sebagai
Sultan Jepara tahun 1536 yang diberikan oleh
Sultan Trenggana ke Sunan Hadirin.

• Ratu Kalinyamat Berkuasa tahun 1549 s/d 1579 dinobatkan sebagai
Ratu Jepara tahun 1549 sebagai penerus tahta
Demak sangat berkuasa di seluruh pesisir pulau
Jawa. Peristiwa heroik yang sangat terkenal
ekspedisi militer I tahun 1551 ke Malaka, Portugis
bersama kerajaan Johor mendirikan masjid Mantingan tahun 1559. berjasa dalam
mengembangkan seni ukir yang sangat terkenal
saat ini dengan bantuan Patih Badar Duwung.
Melaksanakan ekspedisi militer II tahun 1574 ke
Malaka Portugis bersama kerajaan Aceh yang
diperintah Sultan Husein, wafat tahun 1579 tanpa meningglkan keturunan dan dimakamkan didesa
Mantingan Jepara.

• Pangeran Jepara Berkuasa sejak tahun 1579 s/d 1599,
menggantikan kedudukan Ratu Kalinyamat sebagai
Raja Jepara berasal dari Banten putra hasanuddin
yang diangkat anak oleh Ratu Kalinyamat.

=> Era Kerajaan Mataram (Tahun 1600 s/d 1742)
Penguasa pemerintah
Jepara pada masa era Kerajaan Mataram dapat
disusun sebagai berikut:
• Kyai Demang
Laksamana Menjadi penguasa pesisir/ Gubernur Jepara pada
tahun 1616 berasal dari Negeri Gujarat dengan
nama Koja Hulubalang. Memiliki jasa pada Sultan
Agung dalam perluasan wilayah.
• Kyai Wirasetia
Sebagai penguasa pesisir setingkat Gubernur.
Pada tahun 1648 semua biaya pajak kapal berada
di Jepara.
• Kyai Patra Manggala
Diangkat oleh Sunan Amangkurat I menggantikan
Kyai Wirasetia awal tahun 1651. pada tahun 1651
ini VOC mendirikan loji I di Jepara dengan Residen I
Dirck Schouten.
• Ngabei Martonata
Diangkat sebagai salah satu dari empat penguasa
pesisir (Jepara, Demak, Semarang dan Pati) oleh
Mataram. Penguasa ini sangat terkenal anti VOC,
bertentangan dengan Tumenggung Pati Kyai Suto
yang pro VOC.
• Ngabei Wongsosdipo (Tanu Manggala)
Memperoleh masa jabatan II pada tahun 1668. pada
tahun 1669 ditarik kembali ke Mataram.
• Kyai Rekso
Manggala Menjabat menggantikan Wongsosdipo tahun 1664
diberhentikan karena kesulitan keuangan.
• Kyai Wiradika
Diangkat tanggal 11 Februari 1666. pada tanggal
15 Oktober 1667 dibebas tugaskan karena
dianggap kurang berandil, mendorong memberi
hadiah lebih banyak kSunan Amangkurat I.
• Ngabei Wansadipa (Tanu Manggala)
Memperolehmasa jabatan kedua kalinya pada tahun
1668 pada bulan Mei 1669 ditarik kembali ke
Mataram.
• Ngabei Waradika
Diangkat kembali bulan Juli 1669. pada masa
pemerintahannya menekan Residen Kompeni di
Jepara dan akhirnya Residen ini pindah ke Juwana.
• Wira Atmaka
Diangkat pada bulan Februari 1670 menggantikan
Wiradikara sebelumnya berfungsi sebgai Syah
Bandar Jepara. Dalam pemerintahannya, Wira
Atmaka bersama anak-anaknya melakukan kegiatan
yang menekan VOC dan para pedagang.
• Kyai Ngabei Wangsadipa
Diangkat Sunan Amangkurat I sebagai penguasa
Jepara menggantikan Wira Atmaka pada tahun
1675 atau awal 1676.
• Tumenggung Martapura
Diangkat pada masa akhir geger keratin Mataram
pada tahun 1677. penguasa ini yang terkait dalam
aliansi Mataram dan VOC pada tahun 1678 terlibat
peperangan dengan Tumenggung Martalaya yang
anti VOC dan pada pertempuran ini keduanya
tewas.
• Tumenggung Sudjanapura
Diangkat oleh Sunan Amangkurat II pada tahun
1678 sebagai pengganti ayahnya Tumenggung
Martapura yang mat setia pada Sunan dan
terbunuh melawan Tumenggung Martalaya.
• Adipati Citro Sumo I
Diangkat sebagai Bupati pada Era Paku Buono I
tahun 1705, pemerintahan berkedudukan di desa
Bonjot.
• Adipati Citro Sumo II
Diangkat menggantikan ayahnya tahun1735 pada
masa Paku Buono II, beliau meninggal pada tahun
1738.
• Adipati Citro Sumo III
Menggantikan kakaknya, diangkat tahun 1738.
pusat pemerintahan dipindah ke Jepara. Akibat
perjanjian Paku Buono II dengan VOC, sejak tahun
1742 Jepara menjadi milik VOC.

=> Era Kompeni dan Hindia Belanda (Tahun 1742 s/d 1942)
Pada saat kedatangan
Gubernur Jendar VOC I Pieter Both pada tanggal
22 September 1613 di Tluk Jepara dan atas izin
penguasa Jepara serta restu raja Mataram, Belanda
memperoleh persetujuan membangun sebuah
kantor dagang di Jepara. Antara Sunan Amangkurat II dan Truna Jaya menghasilkan suatu
perjanjian antara VOC dengan Mataram. Dengan
perjanjian ini VOC mendirikan Benteng di Jepara,
guna kepentingan ketahanan di Jepara. Penguasa
pemerintahan Jepara pada era Kompeni/Hindia
Belanda sebagai berikut :
• Adipati Citro Sumo III
Meneruskan masa pemerintahannya sebagai
penguasa tertinggi zaman Gubernur Jendral Van
Hokendrof dan Nicoles Hatingh.
• Adipati Citro Sumo IV
Diangkat tahun 1760 oleh VOC, mempunyai tali
kerabat dengan Mangkunegara I, meninggal karena
sakit tahun 1764.
• Adipati Citro Sumo V
Diangakat menggantikan Citro Sumo IV, pada masa
pemerintahannya terjadi banyak peristiwa antara
lain bangkrutnya VOC tahun 1799.
• Adipati Citro Sumo VI
Masa pemerintahannya yang pertama tahun 1810
s/d 1825. memiliki hubungan kerabat dengan Paku
Buono V Surakarta. Pada tahun 1825 dipindah ke
Tuban sebagai Bupati tuban.
• Tumenggung Cendol
Diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai
pejabat Bupati tahun 1825 saat mulai berkobarnya
perang Jawa yang mulai tanggal 20 Juli 1825 di
Tegal Rejo dipimpin oleh Pangeran Diponegoro.
• Adipati Citro Sumo VI
Kembali dari Tuban tahun 1828 saat mulai
meredanya perang Diponegoro, kembali memangku
jabatan Bupati Jepara untuk kedua kalinya.
• Adipati Citro Sumo VII
Diangkat sebagai Bupati tahun 1837 menggantikan
Citro Sumo VI.
• Raden Tumenggung Citro Wikromo
Diangkat menggantikan iparnya Citri Sumo VII pada
tanggal 18 Desember 1857.
• K.R.M.A.A. Sosroningrat
Diangkat sebagai Bupati tahun 188, sebelumnya
weono Mayong sangat dikenal sebagi ayah RA
Kartini yang menjadi Pahlawan Nasional.
• R.M.A.A. Kusoemo Oetaya
Diangkat sebagai Bupati tahun 1905. masa
pemerintahannya bersamaan dengan munculnya
pergerakan nasional yang menandai kebangkitan
Bangsa Indonesia dari panjajahan Belanda.
• Soekahar
Diangkat tahun 1927. Masa pemerintahan Bupati
ini berakhir bersamaan dengan jatuhnya Hindia
Belanda ketangan Militer bulan Maret 1942, yaitu
beberapa waktu setelah tentara Jepang berada di
Jepara.

=> Era Pemerintahaan Militer Jepang (Tahun 1942 S/D 1945)
Adapun masa jabatan
Bupati di Jepara pada masa itu hanya seorang,
yaitu : R.A.A. Soemitro Koesoemo Oetaya Diangkat
oleh pemerintahan militer Jepang tahun 1942.

=> Era Republik Indonesia
Arus balik perang Asia Timur Raya mencapai
puncaknya ketika Jepang bertekuk lutut pada
sekutu tanggal 14 Agustus 1945 dan tiga hari
kemudian tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan
di Indonesia diproklamirkan oleh Soekarno.
Adapun Bupati Jepara sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang yaitu sebagai berikut :
• R.A.A Soemitro Koesoemo Oetaya Tetap meneruskan jabatannya sebagai Bupati
setelah diangkat Jepang tahun 1942. berpihak
pada Republik pada masa pemberontakan PKI
muso pada bulan September 1948.
• Raden Soyoto Sastro Wardoyo
Diangkat pemerintah Republik Indonesia tahun
1950 sebagai Bupati pertama setelah penyerahan
kedaulatan. Masa pemerintahannya ditandai
dengan perubahan bentuk Negara RIS menjadi RI
bulan Agustus 1950 dengan sisten Parlemeter.
• Raden Soetarjo
Diangkat tahun 1954, masa jabatannya ditandai
dengan Pemilu pertama di Indonesia tahun 1955.
• H. Sahlan Ridwan Diangkat Bupati tahun 1957 menggantikan Raden
Soetarjo. Mengalami masa peralihan kembali ke
UUD 1945 dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan
berasal dari kalangan politisi.
• Raden Soenarto
Diangkat pada tahun 1961. mengalami masa
kemunduran ekonomi khususnya pada masa
Demokrasi Terpimpin dan Nasakom serta prolog
pemberontakan G.30.S/PKI. Berasal dari kalangan
Pamong Praja.
• H. Zubaidi Ali
Menjabat sebagai YMT Bupati Kepala Daerah.
Berasal dari kalangan politisi.
• Moehadi, S.H
Diangkat sebagai Bupati Kepala Daerah
Definitifyang pertama tahun 1967. Berasal dari
Korps Kehakiman.
• Soewarno Djojo Mardowo, S.H
Menjabat sebagai Bupati pada tahun 1973. Berhasil
memperoleh “Para Samya Purna Karya” sebagai
penghargaan pemerintah RI kepada Kabupaten
Jepara yang telah berhasil dalam pembangunan
Pelita I tahun 1973. Berasal dari Korps Kehakiman.
• Sodikto, S.H
Menjabat sebagai Bupati Kepala Daerah tahun
1976, berhasil membangun RSU RA Kartini dan
museum RA Kartini, berasal dari Korps Kejaksaan.
• Hisom Prasetyo, S.H
Diangakat sebagai Bupati Kepala daerah tahun
1981. Beerusaha menggalakkan ekspor non migas,
memantapkan pembangunan sarana transportasi
antar kecamatan dan desa potensial secara
ekonomi. Berhasil dalam penuntasan Program
Bebas Buta yang diproklamirkan tanggal 28 November 1988 oleh Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Propinsi Jawa Tengah. Berasal dari Korps
Kejaksaan.
• Drs. Bambang Poerwadi
Menjabat sebagai Bupati Kepala Daerah pada tahun
1991. Berhasil memperoleh “Duaja Samir” sebagai
penghargaan dari Pemerintah Daerah Tingkat I
Propinsi Jawa Tengah. Memacu mengembangkan
pariwisata di Karimun Jawa yang telah ditetapkan
sebgai “TamanNasional Laut”. Berasal dari Korps Pamong Praja.
• Drs. H. Soeyono, M.Si
Menjabat sebagai Bupati Kepala Daerah tanggal 11
September 1996 s/d 9 Maret 199. Beliau adalah
Pejabat Pembantu Gubernur untuk wilayah
Karisedenan Pati.
• Drs. H.Soenarto
Diangkat sebagai Bupati Kepala Daerah pada
tanggal 10 Mei1997 s/d 16 Maret 2001.
Menggalakkan ekspor non migas industri mebel
Jepara mengalami masa keemasannya. Masa
jabatannya ditandai dengan Era Orde Baru, berasal
dari kalangan Pamong Praja.
• Drs. H. Hendro Martojo, MM dan Wakil Bupati H. Ali Irfan mukhtar, BA
Diangkat sebagai Bupati tanggal 18 Maret 2001
sampai Pebruari 2007. Mengalami masa peralihan
dari Era Orde Baru ke Era Reformasi. Memantapkan
dan Meningkatkan ekspor non migas baik di sector
pertanian dan perikanan, sector industri dan kerajinan dan lebih khusus lagi di bidang
kepariwisataan, sedang giat dalam usaha penataan
kota serta sarana prasarana masyarakat. Memacu
mengembang tumbuhkan kepariwisataan baik
sarana dan prasarana pengadaan transportasi laut,
kapal cepat Jepara Karimunjawa. Mengembangkan sentra-sentra industri dan kerajinan rakyat serta
pasar seni. Profil pejabat yang dekat dengan
rakyatnya, berasal dari Korps Pamong Praja
sedangkan Wakil Bupati dari kalangan Politisi.
• Drs. H. Hendro Martojo, MM dan Wakil Bupati H. Ahmad Marzuki,SE
Diangkat sebagai Bupati Pebruari 2007 sampai
2012.
•K.H. Ahmad Marzuki, SE 10 April 2012 sampai sekarang.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar