FENOMENA SEKS BEBAS DIKALANGAN
REMAJA
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah :
Oleh
:
Linda
Alfi Lutfinda
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
JURUSAN Syariah
TAHUN 2011
Fenomena Seks Bebas Dikalangan “Remaja”
I.
Pendahuluan
Masa remaja adalah satu fase yang
dialami setiap manusia dari anak-anak menuju dewasa. Pada fase ini
seorang remaja memiliki kecenderungan keingin tahuan yang tinggi terhadap
segala hal. Mereka selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, sesuatu yang
menegangkan, sesuatu yang dapat memacu adrenalin mereka. Karena fase remaja
adalah fase dimana seseorang mencari jati dirinya. Dari sinilah akan terjadi pembentukan
karakter baru menuju pendewasaan. Dlam hal ini orang tua berperan penting untuk
membimbing putra-putrinya agar tidak terjerumus dalam hal negatif. Karena
pergaulan dan yang baik akan membentuk pribadi yang baik, dan sebaliknya,
pergaulan yang salah akan membebtuk pribadi yang buruk. Dan yang akan saya
bahas dalam makalah ini adlah dampak dari pergaulan remaja yang salah, yang
akhirnya menjerumuskan kebanyakan remaja untuk melakukan hubungan intim tanpa
ikatan perkawinan yang sah atau yang disebut dengan “Sex Bebas”.
II.
Rumusan masalah
1.
Sex bebas
2.
Real survey
“remaja yang melakukan : sex bebas”.
3.
Faktor penyebab
“sex bebas”.
4.
Akibat “sex bebas”.
III.
Pembahasan
1.
Seks bebas
Semua agama memandang bahwa “seks bebas” merupakan perbuatan haram
dan islam sendiri menyebutnya sebagai perbuatan yang keji (fahisyah)
karena begitu buruknya perbuatan dan akibat yang ditimbulkannya. Lebih dari
itu,seks bebas disebut perbuatan keji karena memiliki daya rusak yang sangat
dahsyat terhadap fisik,jiwa,sosial,dan terutama anak-anak yang dilahirkan
sebagai hasil zina. Na’udzubillah!
Tujuan syariat islam melarang zina adalah menjaga kehormatan dan
keturunan karena sudah ada dalil yang secara jelas menunjukkan larangan
(keharaman) berzina. Allah berfirman: Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk. ( QS. Al- Isra’ (17): 32)
2.
Real survey
“Remaja yang melakukan : Seks Bebas”
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas berimplikasi dengan munculnya dorongan seks.
Namun sayangnya, pengetahuan seputar seks masih dipersulit dengan banyaknya
tabu sosial, sekaligus kekurangan pengetahuan yang benar tentang
seksualitas . sehingga banyak remaja yang terjerumus dalam pegaulan
“seks bebas”.
Fenomena seks
bebas ini banyak terjadi pada remaja yaitu saat remaja memasuki bangku
“SMA”. Kebanyakan dari mereka melakukan “seks bebas” karena terpengaruh dari film-film dewasa yang
di tontonya. Mereka tertantang untuk mencoba karena kurangnya pengetahuan agama
yang melarang untuk melakukan hubungan
intim sebelum menikah. Meski ada juga yang sudah mengetahuinya,
kebanyakan dari itu mereka hanya berfikir sesaat, memuaskan diri, dan tidak
mempertimbangkan dampak untuk masa depannya.
Fakta
mencengangkan lainya, ternyata “seks bebas” tidak hanya dilakukan pelajar SMA
atau mahasiswa saja. 14 februari 2011 banyak ditemukan pelajar –pelajar SMP
yang sedang memadu kasih dengan kekasihnya dikamar hotel, saat polisi sedang merazia beberapa
hotel di Bali dan Jogja. Saat dimintai keterangan, dengan tiada rasa malu dari
mereka mengatakan bahwa yang mereka lakukan adalah wujud dari kasih sayang
terhadap pasangan mereka yang dirayakan pada “Valentine day” yaitu dengan
melakukan hubungan seks. Ironis sekali memang, banyak sekali hotel-hotel yang
menyewakan kamarnya untuk pasangan muda-mudi meski mereka tidak
terikat dalam perkawinan
yang sah. Dalam hal ini seharusnya
pemerintah ikut berperan untuk mempertegas
larangan ” seks bebas” dengan
membuat aturan setiap hotel yang kamarnya disewa pasangan
laki-laki dan perempuan harus menunjukan
“surat nikah” sebelum membayar adminitrasi penyewaan kamar. Hal ini dilakukan
agar tidak terjadi kasus- kasus aborsi dan pernikahan di usia dini.
Teknik
penagmbilan semple : multi stage sampling
Sampling area : Jawa
Lokasi
penelitian : 26 universitas di pulau Jawa
Jumlah
responden : 1955 responden
Instrument poling : questioner dengan open close question
Margin of error : 5 persen
Lebih dari 55 persen mahasiswa dipulau Jawa pernah melakukan seks, 24 persen
melakukan seks sebelum menikah, sekitar 20 persen dari mahasiswi tersebut
menyatakan kehilangan keperawanan, dan lbih dari 7 persen mengaku telah
melakukan aborsi.
3.
Latar penyebab
“seks bebas”
Faktor-faktor yang menyebabkan maraknya “seks bebas” dikalangan
remaja, diantaranya adalah :
1.
Kurangnya
pengetahuan agama, yang menyebabkan lemahnya iman.
2.
Kurangnya
pengawasan orang tua dan keluarga.
3.
Kurangnya
pengetahuan tentang seks dan akibat dari seks bebas.
4.
Kurang
penjagaan diri, sehingga tidak bisa melawan nafsu birahinya.
5.
Lingkungan yang
mempengaruhi timbulnya hasrat untuk melakukan hubungan seks.
6.
Pergaulan
dengan lawan jenis yang tanpa batas-batas norma.
Selain baberapa faktor-faktor diatas ada faktor lain, diantaranya :
a)
Pengaruh lingkungan
dan pergaulan
Tidak
seorangpun dapat hidup dalam kesendirian. Kita semua hidup dalam suatu
lingkungan yang terdiri dari : semua benda fisik yang mengelilingi kita,
keadaan sosial dan ekonomi, setruktur ,
politik, iklim, jalur komunikasi, kebudayaan dan pergaulan ataupun interaksi
secara langsung sesama manusia lainnya. Lingkungan dapat membina kita, membantu
kita, atau mengancam kita, memberi tanggapan kita, menerima kita atau menolak kita.
Seorang remaja
sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan dan pergaulannya. Lingkungan yang baik
akan membentuk pribadi seorang remaja menjadi baik, begitupun sebaliknya.
Pergaulan yang salah dan tanpa adanya batasan-batasan inilah yang dapat menjerumuskan
remaja untuk melakukan “seks bebas”.
b)
Pengaruh dari
keluarga
Kehidupan dalam
keluarga yang baik, kasih sayang yang cukup, keharmonisan dalam keluarga akan
sangat berpengaruh dalam
perkembangan psikis seorang
remaja. Akan sangat berbeda apabila seorang remaja yang merasa kekurangan kasih
sayang dari keluarga. Kedua orang tuanya selalu bertengkar dihadapannya juga
adiknya. Kehidupan keluarga yang dirasa kurang baik dan merasa kekurangan kasih sayang inilah tang dapat
membawa remaja dalam jalan yang salah. Mereka mencari kasih sayang diluar
yang tak perbah mereka dapatkan dirumah.
Misalnya kasih sayang dari pacar. Dari sinilah seorang remaja menjadi
sangat tergan tung pada pacarnya. Sikap
merasa sangat memiliki sangat kuat. Dan
kemudian mereka dengan suka rela
melakukan hubungan seks dengan
pacarnya.
Keluarga adalah
yang paling berpengaruh dalam perkembangan seorang anak. Karena itu sejak pada
masa anak-anak harusnya orang tua memainkan peran utama dalam membantu anak
dalam memahami dunia. Tapi melakukan ini waktu yang ada bukannya 18
tahun,tetapi pola-pola ini ditetapkan pada saat anak berusia 8 tahun. Dari
sejak masa anak-anak orang tua harus memperhatikan betul tiap
perkembangannya,mengontrol apa saja yang ingin anak ketahui. Mengatur jam
belajar,membatasi tayangan apa saja yang boleh ditonton dari televisi dan
membiasakannya untuk gemar membaca buka yang mempunyai nilai edukasi.
4.
Akibat “seks
bebas”
Seks bebas
akan sangat berpengaruh pada masa
depan remaja, masa depan mereka akan suram. Belum lagi kalau mereka sampai mengidap penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom),
sudah dapat di pastikan masa depan
mereka pasti hancur. Karena
sedikit demi sedikit virus mematikan itu
akan melumpuhkan syaraf-syaraf mereka. AIDS
tidak menyebar dalam hitungan tahun,bulan,atau hari,tapi tiap menit.
Diyakini,saat ini tiap 3menit orang terinfeksi virus HIV (Human
Immunodefeciency Virus). Selain AIDS ada lagi penyakit berbahaya yang mengintai
pelaku “seks pra-nikah”,yaitu GONORE atau kencing nanah yang diakibatkan oleh
virus “Neisseria gonorrheae”. Dan
saat hal buruk itu
terjadi apalah guna seruan-seruan para pemimpin Negri
ini ”Remaja adalah generasi penerus bangsa”. Penerus yang seperti
apakah? Apakah penerus yang sudah
rusak moralnya dapat menjadi
pemimpin?. Harusnya para pemimpin di negri ini dapat mencegah dan memberantas
segala hal yang dapat merusak generasi bangsa. Memberantas narkoba,
menghentikan aktifitas PSK yang menjajahkan dan berkeliaran dijalan. Mempertegas
sanksi terhadap pasangan yang kedapatan melakukan hubungan seks yang belum
terikat pernikahan. Mereka seharusnya tidak hanya berseru dibalik kekuasaan tetapi
merealisasikannya. Dan diri mereka sendiri dan memberi contoh yang baik para
remaja sebagai penerus bangsa.
IV.
Kesimpulan
Fenomena seks
bebas banyak terjadi dikalangan remaja. Hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan dari mereka tentang seks yang mendorong mereka untuk mencoba untuk
melakukannnya.
Survey yang dilakukan di 26 universitas di pulau jawa memberikan
kenyataan pahit tentang fakta-fakta mengenai kegiatan seks yang dilakukan para
remaja. Lebih 55 persen mahasiswa di pulau jawa mengaku pernah melakukan
kegiatan seks, 24 persen melakukan kegiatan seks sebelum menikah sekitar 20
persen dari mahasiswa tersebut kehilangan keperawanannya, dan lebih dari 7
persen mengaku telah melakukan aborsi.
V.
Refrensi
- Gregory G Young. Membaca Kepribadian.Diva Press. Yogyakarta: 2010
- Buletin Berkala “Amanat”, edisi I/tahun XVII: 2002
-
Liputan 6 siang, pukul 11.40 wib
-
Milton Chen. Mendampingi anak belajar dan menonton TV. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta: 1996
- Hannah
Athiyah Ath-Thuri. Mendidik Anak Perempuan Di Masa Remaja. Amzah. Jakarta: 2007
- Iwan Januar.
Sex Before Merried??. Gema Insani. Jakarta: 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar